IBX5980432E7F390 Bunga Edelweis, si Bunga Abadi - Bunga-bunga

Bunga Edelweis, si Bunga Abadi


Bagi para pendaki gunung sudah pasti tidak asing dengan nama bunga Edelweis. Ya, bunga ini yang dijuluki sebagai "Bunga Abadi". Dijuluki bunga abadi karena bunga ini tidak akan membusuk setelah dipetik dan disimpan dalam jangka waktu sangat lama, dia hanya akan menjadi kering.
Berbeda dengan di luar negeri dalam hal ini kawasan Eropa, yang dijuluki sebagai bunga abadi adalah spesies Leontopodium Alpinum yaitu bunga Edelweis yang tumbuh di dataran tinggi pegunungan Alpen di Swiss, sedangkan Edelweis yang ada di Indonesia adalah jenis yang paling banyak dijumpai yaitu spesies Anaphalis Javanica. Di Selandia Baru, bunga Edelweis-nya merupakan spesies Leucogenes Grandiceps. Hhmmm....intinya sih edelweis juga

Bunga Edelweis, si Bunga Abadi yang dilindungi
Edelweis dari jenis Anaphalis Javanica

Dalam sejarahnya di Indonesia, bunga Edelweis pertama kali ditemukan di lereng Gunung Gede oleh seorang naturalis asal Jerman bernama George Carl Reinwardt pada tahun 1819. Hasil penemuan tersebut kemudian menjadi bahan penelitan oleh seorang botanis Jerman bernama Carl Heinrich Schutz.

Di Indonesia, selain spesies Anaphalis Javanica yang banyak dan sering dijumpai di dataran tinggi pegunungan yang ada di Pulau Jawa, ada 3 spesies lainnya yaitu Anaphalis longifolia, Anaphalis visida dan Anaphalis maxima.

Bunga Edelwis, si Bunga Abadi
Bunga Edelweis hanya tumbuh di ketinggian pegunungan

Biasanya bunga Edelweis tumbuh di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 2000 mdpl (meter di atas permukaan laut) ke atas dan juga tergantung dengan suhu udara serta kelembaban pada ketinggian tempat tersebut. Tanaman edelweis akan berbunga saat musim hujan telah berakhir (antara bulan April hingga September) dimana sinar matahari akan secara intesif menyinari penuh tempat dimana tanaman edelweis tumbuh. Di Gunung Leuser, Aceh, bunga Edelweis baru dapat dijumpai pada ketinggian 2891 mdpl, dan setelah itu tidak ditemukan lagi bunga Edelweis di gunung tersebut.

Bunga Edelweis yang oleh penduduk yang bermukim di kaki pegunungan di Jawa disebut dengan bunga "Senduro" ini pernah dijadikan gambar pada perangko oleh Pos Indonesia pada tahun 2003.

Bunga Edelweis walau sudah kering tetapi tidak layu dan busuk

Di Indonesia, ada beberapa gunung yang mempunyai lokasi terbaik untuk melihat bunga edelweis yaitu :

- Tegal Alun, Gunung Papandayan (Jawa Barat)
- Alun-alun Surya Kencana, Gunung Gede (Jawa Barat)
- Alun-alun Mandalawangi, Gunung Pangrango (Jawa Barat)
- Plawangan Sembalun, Gunung Rinjani (Bali)


Bisakah tanaman Edelweis dibudidayakan?

Jawabannya bisa! Terbukti di kawasan wisata seperti Dieng dan Bromo, bunga Edelweis diperjualbelikan yang merupakan hasil budidaya petani di sana. Bunga hasil budidaya tersebut terlihat lebih besar dibandingkan dengan bunga Edelweis yang tumbuh alami atau liar di alam bebas. Kemungkinan besar spesies Edelweis yang dibudidayakan adalah spesies Anaphalis longifolia.

Edelweis Dilindungi Undang-Undang

Walaupun Edelweis dapat dibudidayakan tapi bunga ini merupakan bunga yang dilindungi karena keberadaan di habitat aslinya terancam punah, padahal tanaman Edelweis punya peran sebagai tanaman penutup yang mampu menahan aliran permukaan serta hempasan air huhan sehingga dapat meminimalkan terjadinya erosi. 

Sesuai Undang-Undang No.5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Hayati Ekosistem Pasal 33 Ayat 1 yang berbunyi "Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan zona ini Taman Nasional", maka dengan alasan apa pun seseorang tidak boleh atau Dilarang Keras memetik dan apalagi membawa bunga Edelweis yang ada di dataran tinggi pegunungan. So, jadi jangan coba-coba ya!

0 Komentar Untuk "Bunga Edelweis, si Bunga Abadi"

Posting Komentar